Jumat, 04 September 2009

PENCARIAN MAKNA CINTA


Ku tak tahu apa itu arti cinta yang sering di bicarakn anaak anak muda mudi ABG, yang sering di dendangkan dalam lagu lagi dramatis, yang katanya bisa membuat orang dibuatnya prustasi dan langsung bunuh diri. Katanya itu akibat dari putus cinta, patah hati, broken heart dan lain sebagainya dalam istilah lain.

Berlalunya waktu ku sedikit menerka dan meraba hingga kutemukan beberapa tema cinta yang disandarkan pada sesuatu dan menjadi cinta harta, cinta wanita, cinta monyet cinta kebenaran dan cinta cinta yang lain termasuk cinta kepada Tuhan. Dari situ ku semakin bingung makna cinta sebenarnya, mana yang merupakan cinta sebenarnya dan kepada apa / siapa kita harus menyandarkan cinta kita.

Untuk memakanai kata itu pun ku semakin tak karuan, memakai hati atau akal…?. Jika dengan hati barangkali ku cukup diam dan merasakan sebuah getaran / sinyal yang datang atau aku harus memancing getaran dan sinyal itu untuk datang. Apakah ku harus diam saja dan cukup merasakannya??? Jika dengan akal berarti harus saya logiskan dan barangkali kuharus bertanya arti itu pada sarjana2 bahasa atau bahkan ahli filsafat atau juga kepada ahli mantik untuk menanyakan apa itu arti cinta yang tiada lagi ada bantahan dari siapapun. Walaupun logika berlaku universal, tapi saya masih menyangsikan keabsahannya karena bisa jadi karena alur doktriner semua bisa masuk dalam logika kita masing masing. Jadi bisa saja kita dipaksa untuk menerimanya dengan lapang dada tanpa kesadaran intelektual karena kita memang dilahirkan dalam kadar intelektual yang berbeda.

Sementara ku mencari jawab akan makna cinta itu, timbul satu lagi pertanyaan lanjutan yaitu jika benar cinta itu bermakna berarti akan dilaksanakan dan jika dilaksanakan, apakah ada konsekuensi konsekuensi terhadapnya?? Haruskah kita memberi sesuatu ketika kita ingin memaknai arti bercinta atau hanya menerima saja pemberian cinta orang lain???

Sebagai hasil dari terkaan dan rabaan yang barangkali berasal dari keegoan dan pembacaan sepihak, ku mulai menyimpulkan satu satu dan menjawab semua pertanyaan yang muncul. Yaitu bahwa cinta itu dipunyai oleh semua makhluk hidup di dunia ini terlebih pada manusia. Itu merupakan anugrah teragung yang diberikan Tuhan kepada manusia. Bahkan cinta harus di persembahkan kepada yang riel dan kekal. Cinta harus juga bisa dirasakan dan dilogikakan, cinta bukan hanya memberi tapi menerima dengan kewajiban memberi dan sunah untuk menerima. Cinta harus dimaknai dengan amalan nyata, bercinta. Bercinta dalam kerangka mengekspresikan cinta itu dalam makna sebenarnya. Dan sebagai kesimpulannya ku harus menyandarkan cintaku pada yang kekal dan abadi yaitu Tuhan dengan perantaraan cintaku kepada insane ciptaan-Nya. Dan mengekspresikan cinta itu dalam lingkaran pengabdian kepada-Nya.

Dalam benak saya terpatri bahwa Cinta pada Tuhan itu yang sebenarnya, yang sejati. Namun bukankah Tuhan itu maha tinggi yang tak mampu kita menyamainya? Bukankah hubungan kita dengan-Nya bersifat pribadi sekali.? Bukankah terlalu naïf bila kita harus langsung bertatap dan bercengkrama langsung dengan-Nya saat ini.? Tidakkah terlalu lancang bila kita harus memberi-Nya dan menalarkan keberadaan zat-Nya yang agung itu???

Lalu siapa yang patut kita cintai sekarang..? yang nyata, bisa dirasakan semua indra kita, yang bisa di tatap, diraba dirasakan dan diperlakukan. Semua pasti akan mengarah pada kekasih-Nya “Muhammad Rosulullah” namun lagi lagi semua belum bisa menjawabnya. Bukankah “Muhammad” hanya meninggalkan Catatan Tuhan dan mewariskan sunah sunahnya untuk kita teladani. Bukankah lebih pantas kita menyebutnya sebagai penerjemah arti cinta kepada makna cinta yang kekal (Muhibbullah) dengan sunahnya kita diantar untuk mencintai-Nya dan mendekat kepada-Nya.

Sebagai kesimpulan tulisan ini, bahwa cinta kita sebenarnya adalah kepada Allah. Cinta kita kepada kepada Rosullulah, cinta kita kepada orang tua dan cinta kita kepada WANITA hanyalah cinta cinta turunan dan konsekuensi akan cinta kita kepada Allah. Orang yang mengaku cinta kepada Allah akan selalu mencintai apa yang dicintai-Nya dan menjadi keberadaannya menjadi media untuk mendekatkan diri pada-Nya

Wassalam.

Tidak ada komentar: