Minggu, 06 Juni 2010

Indahnya Cinta Suci

Harus bertanya pada siapa diri ini Harus berucap pada siapa hati ini 
Bila semua yang ku temui hanyalah bayangan semu 
Bila yang kurasa hanyalah tipuan hati 
Ku percaya hati itu sering bertempur dengan logika 
Logikapun kadang tak sejalan dengan hati 
Namun sebagai orang yang percaya pada kekuasaan-Nya 
Ku yakin hati dan logika itu dapat bertemu dalam keseimbangan 
Ku tak mau tertipu oleh hati yang sering menggelora penuh nafsu 
Ku tak mau tertipu oleh logika yang sering salah 
Ku hanya ingin hati yang mencinta itu berlandaskan pada logika 
Logika yang berfikir pun mendasarkan pada kejernihan hati yang merasa 
Dan ku hanya percaya pada hati dan logika jika itu mendapat bimbingan ilahi. 

Namun….. pada siapa sebenarnya aku harus mencinta bila diminta mencinta 
Pada siapa harus aku manfaatkan logika ini untuk berfikir 
Apakah pada harta yang tidak kekal 
Apakah pada wanita yang sering mewajibkan deretan syarat 
Apakah pada jabatan yang sebentar saja bisa beralih 
Ku telah tertipu oleh manisnya suara dan manjanya seorang wanita 
Ku telah tertipu oleh khayalan dan kehormatan sebuah jabatan 
Ku telah tertipu oleh manisnya kesenangan dan melimpahnya harta 

Sekarang ku coba sadar dengan sebenar benarnya 
Logika dan hati kucoba untuk seiring 
Mengawali langkah dengan kesimbangan Walaupun itu sulit, 
ku percaya tidak ada yang tidak mungkin. 

Wahai insane yang berperasaan….. 
Ku tau kau bisa menangkap sinyal sinyal dan getaran getaran cinta 
Ku tau kau merasakan hal yang sama akan sebuah kerinduan pada ketenangan 
Dan ku tau kau juga ingin bersatu dalam ikatan yang suci bersih 

Wahai jiwa yang halus perasaannya……….. 
Bila waktu tlah mengizinkan Ku ingin mendampingimu dalam kesederhanaan 
Kan kuhiasi dirimu dengan cahaya keimanan Kan ku tempatkan dirimu dalam hati yang terdalam 

Wahai wanita pencinta ketenangan……… 
Bila ini tak memberatkan buatmu…. 
Ku ingin meliahtmu santun berbahasa Ku ingin melihatmu dengan keindahan pakaian tertutupmu 
Ku ingin mendengarkan suara tegasmu dikala bisikan syaitan menggodamu 
Dan ku ingin memperhatikan begitu rapinya kepribadianmu 
Namun ku harap cinta ini tak membudakkan aku 
Biarlah cinta ini mengalir lembut layaknya air di pegunungan 
Mengalir sejuk dengan alunan suara burung berkicauan 
Hingga menembus dinding dinding pengamatan mata 
Karena kau hanyalah perantara akan cintaku pada-Nya 
Cinta tulusmu lah yang akan mengantarkan aku pada-Nya 
Hasrat kesucian lah yang kuharapkan darimu 
Kesucian hatimu lah yang akan membawaku pada ketenangan 
Dan keceriaan wajahmu lah yang akan menyejukan pandanganku ketika ku rungdung masalah 
Biarlah waktu kan menjawab segala kegelisahan selama ini 
Biarlah hari hari ku isi dengan kesibukan mengenal segala keindahan ciptaan-Nya 
Biarlah aku meraba dan menerka akan sebuah makna cinta sejati. 
Hingga tiba saatnya kita menyatu dalam ikatan suci penuh keberkahan. 
(Rabbana hab lana min azwajina wa dhurriyatia qurrata’a’yun waj’alnaa lilmuttaqina imaama) (ozanbuen)