Bila semua yang ku temui hanyalah bayangan semu
Bila yang kurasa hanyalah tipuan hati
Ku percaya hati itu sering bertempur dengan logika
Logikapun kadang tak sejalan dengan hati
Namun sebagai orang yang percaya pada kekuasaan-Nya
Ku yakin hati dan logika itu dapat bertemu dalam keseimbangan
Ku tak mau tertipu oleh hati yang sering menggelora penuh nafsu
Ku tak mau tertipu oleh logika yang sering salah
Ku hanya ingin hati yang mencinta itu berlandaskan pada logika
Logika yang berfikir pun mendasarkan pada kejernihan hati yang merasa
Dan ku hanya percaya pada hati dan logika jika itu mendapat bimbingan ilahi.
Namun….. pada siapa sebenarnya aku harus mencinta bila diminta mencinta
Pada siapa harus aku manfaatkan logika ini untuk berfikir
Apakah pada harta yang tidak kekal
Apakah pada wanita yang sering mewajibkan deretan syarat
Apakah pada jabatan yang sebentar saja bisa beralih
Ku telah tertipu oleh manisnya suara dan manjanya seorang wanita
Ku telah tertipu oleh khayalan dan kehormatan sebuah jabatan
Ku telah tertipu oleh manisnya kesenangan dan melimpahnya harta
Sekarang ku coba sadar dengan sebenar benarnya
Logika dan hati kucoba untuk seiring
Mengawali langkah dengan kesimbangan
Walaupun itu sulit,
ku percaya tidak ada yang tidak mungkin.
Wahai insane yang berperasaan…..
Ku tau kau bisa menangkap sinyal sinyal dan getaran getaran cinta
Ku tau kau merasakan hal yang sama akan sebuah kerinduan pada ketenangan
Dan ku tau kau juga ingin bersatu dalam ikatan yang suci bersih
Wahai jiwa yang halus perasaannya………..
Bila waktu tlah mengizinkan
Ku ingin mendampingimu dalam kesederhanaan
Kan kuhiasi dirimu dengan cahaya keimanan
Kan ku tempatkan dirimu dalam hati yang terdalam
Wahai wanita pencinta ketenangan………
Bila ini tak memberatkan buatmu….
Ku ingin meliahtmu santun berbahasa
Ku ingin melihatmu dengan keindahan pakaian tertutupmu
Ku ingin mendengarkan suara tegasmu dikala bisikan syaitan menggodamu
Dan ku ingin memperhatikan begitu rapinya kepribadianmu
Namun ku harap cinta ini tak membudakkan aku
Biarlah cinta ini mengalir lembut layaknya air di pegunungan
Mengalir sejuk dengan alunan suara burung berkicauan
Hingga menembus dinding dinding pengamatan mata
Karena kau hanyalah perantara akan cintaku pada-Nya
Cinta tulusmu lah yang akan mengantarkan aku pada-Nya
Hasrat kesucian lah yang kuharapkan darimu
Kesucian hatimu lah yang akan membawaku pada ketenangan
Dan keceriaan wajahmu lah yang akan menyejukan pandanganku ketika ku rungdung masalah
Biarlah waktu kan menjawab segala kegelisahan selama ini
Biarlah hari hari ku isi dengan kesibukan mengenal segala keindahan ciptaan-Nya
Biarlah aku meraba dan menerka akan sebuah makna cinta sejati.
Hingga tiba saatnya kita menyatu dalam ikatan suci penuh keberkahan.
(Rabbana hab lana min azwajina wa dhurriyatia qurrata’a’yun waj’alnaa lilmuttaqina imaama) (ozanbuen)